Event

Interval Skrining yang Tepat: Mengapa Timing Sangat Penting

KALGen Academia Team
10 July 2025
Bagikan
Share to Facebook Share to Twitter Share to Whatsapp

Kanker masih menjadi salah satu penyebab kematian terbanyak di dunia. Namun, dengan kemajuan ilmu kedokteran, kini kita memiliki senjata penting untuk melawannya: skrining. Skrining bukanlah alat untuk mendiagnosis kanker secara langsung, melainkan cara untuk mendeteksi potensi kanker sejak dini, bahkan sebelum gejala muncul. Saat kanker ditemukan lebih awal, pengobatan menjadi lebih sederhana, efektif, dan peluang sembuh pun jauh lebih tinggi. Namun, ada satu hal yang sering luput diperhatikan: waktu. Skrining harus dilakukan pada interval yang tepat — tidak terlalu jarang, tapi juga tidak terlalu sering.


Mengapa Timing sangat Penting? 

Skrining yang terlalu jarang dapat menyebabkan keterlambatan deteksi. Kanker bisa berkembang diam-diam dan baru ditemukan saat sudah menyebar. Sebaliknya, skrining yang terlalu sering justru bisa menimbulkan kecemasan berlebihan, biaya medis yang tidak perlu, risiko overdiagnosis: yaitu ketika ditemukan kondisi yang sebenarnya tidak berbahaya, tetapi tetap diobati secara agresif. Karena itulah, menentukan interval skrining yang tepat bukan sekadar soal jadwal rutin — tapi bagian dari strategi kesehatan yang cerdas dan personal.


Menyesuaikan Jadwal dengan Risiko Pribadi

Interval skrining ideal tidak sama untuk semua orang. Faktor-faktor seperti usia, jenis kelamin, riwayat keluarga, gaya hidup, serta kondisi genetik harus dipertimbangkan dalam menentukan frekuensinya.


Berikut beberapa contoh interval skrining yang direkomendasikan secara umum:

  • Kanker Serviks: Wanita usia 21-29 tahun disarankan melakukan Pap smear setiap 3 tahun. Usia 30-65 tahun bisa memilih Pap smear setiap 3 tahun, tes HPV setiap 5 tahun, atau kombinasi keduanya setiap 5 tahun.

  • Kanker Payudara: Wanita usia 40 tahun ke atas biasanya disarankan menjalani mammografi setiap 1-2 tahun, tergantung pada faktor risiko.

  • Kanker Kolorektal: Skrining mulai dianjurkan pada usia 45 tahun. Pemeriksaan bisa berupa kolonoskopi setiap 10 tahun, atau metode lain seperti FIT (fecal immunochemical test) setiap tahun.


Namun, pada individu dengan riwayat keluarga kuat atau mutasi genetik tertentu seperti BRCA1/2, skrining bisa dimulai lebih awal dan dilakukan lebih sering. Di sinilah pentingnya konsultasi medis: dokter akan menyesuaikan jadwal berdasarkan risiko pribadi Anda.


Risiko Skrining yang Tidak Tepat Waktu

Melakukan skrining terlalu lambat bisa berakibat fatal. Banyak pasien baru terdiagnosis saat kanker sudah stadium lanjut bukan karena gejala yang muncul mendadak, tapi karena skrining tertunda. Sebagai contoh, kanker usus besar bisa berkembang dalam waktu 10–15 tahun, dimulai dari polip kecil yang tanpa gejala. Tanpa pemeriksaan rutin, polip ini bisa berubah menjadi kanker tanpa disadari.


Sebaliknya, melakukan skrining berlebihan juga bukan tanpa dampak. Hasil positif palsu bisa menimbulkan stres psikologis dan menyebabkan pasien menjalani prosedur yang sebenarnya tidak dibutuhkan, mulai dari biopsi hingga tindakan invasif lainnya. Ini bisa mengganggu kualitas hidup dan memunculkan beban finansial, tanpa manfaat klinis yang jelas.


Skrining yang Bijak = Skrining yang Terarah

Itulah sebabnya interval skrining bukan sekadar angka. Ia adalah bagian dari strategi kesehatan preventif yang harus disesuaikan, dipantau, dan ditinjau secara berkala. Masyarakat juga perlu edukasi yang tepat agar paham kapan harus mulai skrining, berapa lama jeda antar pemeriksaan, dan kapan bisa berhenti, misalnya pada lansia dengan harapan hidup terbatas.


Menentukan jadwal skrining yang tepat adalah seni sekaligus ilmu. Ia melibatkan keseimbangan antara manfaat deteksi dini dan risiko overdiagnosis. Dalam konteks kanker, waktu benar-benar bisa menyelamatkan nyawa. Oleh karena itu, jangan tunda skrining tetapi juga jangan lakukan tanpa panduan.

 

Pemeriksaan kesehatan bukan hanya tentang mengetahui kondisi saat ini, tetapi juga tentang mengambil langkah tepat sebelum masalah muncul. Di KALGen Innolab, kami percaya bahwa waktu adalah aset terbesar dalam pencegahan kanker.


Dengan teknologi skrining modern dan pendekatan personal, kami membantu Anda menentukan kapan dan bagaimana skrining seharusnya dilakukan—bukan terlalu cepat, dan tentu tidak terlambat.


Kesehatan Anda berharga. Mulailah lebih awal, dan buat keputusan yang bijak bersama KALGen Innolab.


Referensi:


1. Dickinson, J.A., Thériault, G., Singh, H., Grad, R., Bell, N. R., & Szafran, O. (2021). Too soon or too late? Choosing the right screening test intervals. Canadian Family Physician, 67(2),100–106. https://doi.org/10.46747/cfp.6702100

2. Bhatt, A. & Niell, B. (2024). Tumor Doubling Time and Screening Interval. Radiologic Clinics, 62(4), 571-580. 

3. World Health Organization. (2017, February). Guide to cancer early diagnosis. https://www.who.int/publications/i/item/guide-to-cancer-early-diagnosis

Artikel Lainnya
Terungkap! Autofagi Bisa Jadi Senjata Rahasia Lawan Kanker Paru
terungkap-autofagi-senjata-rahasia-kanker-paru
Lindungi Paru Anda dari Kanker dengan Makanan Ini, Mulai Hari Ini!
lindungi-paru-dari-kanker-dengan-makanan-ini
Jangan Remehkan! Begini Cara Alkohol Memengaruhi Risiko Kanker Paru
bahaya-alkohol-tingkatkan-risiko-kanker-paru
Perokok vs. Non-Perokok: Perbedaan Kanker Paru yang Perlu Diketahui
perbedaan-kanker-paru-perokok-non-perokok
LOADING ...